Ki Hadjar Dewantara: Sang Bapak Pendidikan Nasional
Kamu senang belajar? Pastinya dong. Apalagi kalau pembelajarannya menarik perhatian dan kamu punya ketertarikan di bidang tersebut. Ngomong-ngomong kalau membahas sistem pembelajaran yang menarik Indonesia punya lho. Bayangkan nih ya, ada sistem belajar yang rasanya seperti bermain. Sistem itu adalah sistem Among. Sistem ini kamu akan diasuh oleh guru, menyenangkan, belajarnya tanpa paksaan, tidak ada hukuman, tidak ada perintah, dan kamu pasti sangat diajarkan welas asih (kasih sayang), dan yang paling seru adalah kamu boleh menggali apapun minatmu.
Pasti dong klean semua senang bisa menggali minat belajarnya tanpa harus pusing belajar semua pelajaran. Jadi, cuma sebentar deh ketemu pelajaran yang kamu tidak suka. Kamu akan banyak ketemu dengan pelajaran yang kamu suka saja. Asiknya lagi sistem pembelajaran ini ada sejak penjajahan Belanda lho.
Siapa sih yang punya pemikiran seperti itu?
Jawabannya adalah Ki Hadjar Dewantara sang Bapak Pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara adalah pahlawan Nasional asal Yogyakarta. Nama asli beliau adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889.
Hayo inget gak kalau 2 mei itu hari apa?
Tanggal 2 Mei itu adalah Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional dirayakan pada tanggal ini adalah karena untuk memperingati jasa-jasa Ki Hadjar Dewantara yang telah memberikan banyak sumbangsih pendidikan di Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara pertama kali bersekolah di ELS (Eropeesche Legere School) atau sekolah dasar untuk anak-anak Eropa dan bangsawan yang ada di Indonesia. Beliau bisa masuk ke sekolah ini karena beliau adalah anak bangsawan. Beliau lahir di dalam sebuah keluarga keraton, dari pasangan Gusti Pangeran Harya Surjaningrat dan cucu dari Pakualaman III.
Setelah lulus dari ELS ia kemudian melanjutkan pendidikannya di STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) yaitu sekolah yang dibuat untuk pendidikan dokter pribumi di kota Batavia yang sekarang jadi Kedokteran Universitas Indonesia. Siapa yang pengen masuk Kedokteran UI cung! Biar samaan sama Ki Hadjar Dewantara.
Tau gak sih kalau beliau itu adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia? Beliau itu adalah bagian dari orang-orang Indonesia yang mengusir penjajah. Ets tentunya dengan pemikirannya lho. Beliau masuk organisasi pergerakan Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr. Soetomo. Selanjutnya membuat suatu organisasi bersama temannya Douwes Dekker dan Dr. Tjipto Mangunkusumo yang terkenal dengan nama tiga serangkai.
Ki Hadjar Dewantara gencar mengkritik Belanda. Beliau sering membuat tulisan yang menyentak pemerintahan Belanda lewat berbagai surat kabar. Seperti tulisannya "Seandainya Aku Seorang Belanda" yang membuat beliau diasingkan ke negeri Belanda.
Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri sekolah Nationaal Onderwijs Taman Siswa atau yang sekarang kita kenal dengan Taman Siswa.Sekolah Taman Siswa pertama didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada bulan Juli tahun 1922. Nah, sekolah ini nih yang nerapin sistem pembelajaran yang asik tadi.
Sistem pendidikan tersebut dilakukan secara informal dengan menekankan keterampilan tradisional dan nilai-nilai kehidupan orang Jawa, terutama pada musik dan tarian tradisional. Mata pelajaran yang berasal dari Barat juga diajarkan beliau agar membantu siswa mengatasi tuntutan kehidupan modern saat ini.
Sistem yang dibuat Ki Hadjar Dewantara ini menghasilkan banyak sekali keuntungan untuk bangsa Indonesia. Selain masyarakatnya diajari untuk menjadi terdidik dan tidak ketinggalan zaman, ia juga menciptakan sistem pembelajaran berbasis kebudayaan untuk tetap mempertahankan kebudayaan asli Indonesia.
Gaes, yang dimaksud dengan berbasis kebudayaan itu adalah, dalam sistem pembelajarannya murid diajarkan tentang apa saja yang ada di Indonesia, seperti budaya, bahasa, dan banyak hal lagi tentang ke-Indonesiaan. Hal ini ditujukan untuk menumbuhkan rasa Nasionalisme dari peserta didik.
Nah, pembelajaran terkait kebudayaan untuk menumbuhkan rasa Nasionalisme ini yang menjadi tombak perjuangan orang-orang indonesia untuk mengusir Belanda. Karena ini juga keberadaan Taman Siswa ditakuti oleh pemerintahan Belanda.
Kamu tahu gak sih kalau sekolah Taman Siswa itu sudah menyebar ke seluruh nusantara pada akhir tahun 1930-an? Jadi, sistem pendidikan Taman Siswa ini sudah menyebar ke seluruh penjuru Nusantara sekitar 8 tahun setelah didirikan karena, sistem pendidikan taman siswa memang diperuntukkan untuk pribumi yang pada masa itu juga masih sedikit dapat mengenyam bangku pendidikan.
Dia merasa bahwa pendidikan adalah sebuah cara terbaik untuk memperkuat orang Indonesia, dan ia sangat dipengaruhi oleh banyak teori yang melandasi cara berpikirnya. Salah satunya adalah pemikir teori pendidikan reformis dari Italia, Maria Montessori. Dia juga banyak dipengaruhi oleh penyair dan filsuf asal India yakni Rabindranath Tagore.
Pemikiran yang diambil dari Maria Montessori adalah terkait pendidikan usia dini. Hal yang diterapkan pada pendidikan Montessori adalah bagaimana peserta didik memiliki kebebasan dalam belajar, tempat belajar yang menyenangkan dan dapat membangun karakter peserta didik dengan metode bernyanyi dan menari.
Sedangkan pemikiran dari Tagore diambil oleh Ki Hadjar Dewantara dari sisi konsep kebebasan dan merdeka yang beliau terapkan dalam sistem pembelajaran Taman Siswa. Disini siapa yang suka belajar tanpa tekanan? atau punya kebebasan berpikir apapun? suka dong tentunya. Gak ada lagi dimarahin guru, atau takut belajar di sekolah.
Setelah banyak membantu masyarakat Indonesia dalam mengenyam pendidikan, dan setelah indonesia merdeka, beliau diangkat menjadi menteri pendidikan oleh presiden Soekarno. Karena ketulusan hatinya untuk membangun bangsa Indonesia dengan pemikirannya dan jerih payahnya membuat sistem pendidikan, Beliau dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional
Nah, sekarang kamu sudah tau kan siapa Bapak Pendidikan Nasional dan apa saja yang sudah beliau lakukan untuk bangsa ini? Banyak yang beliau lakukan untuk bangsa ini. Tugas kita sekarang adalah terus belajar dan menjadi orang yang cerdas dan berbudi luhur seperti cita-cita Ki Hadjar Dewantara yang menginginkan seluruh masyarakat Indonesia menjadi cerdas.
Tapi nih tapi, sistem pembelajaran di atas, yang sudah dijelaskan panjang lebar ini kok nggak kerasa ya di sistem pendidikan sekarang? Nah, itulah yang terjadi di sistem pembelajaran Indonesia sekarang ini. Sistem pendidikan di Indonesia memang memiliki kesamaan dengan sistem yang dibuat Bapak Pendidikan Nasional lho tapi, cuman di jargon “Tut Wuri Handayani” saja, itu lho yang ada di topi atau di bet sekolah.
Secara keseluruhan pendidikan di Indonesia sudah jauh dari apa yang diterapkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Sistem yang ada sekarang adalah sistem yang sudah banyak mengadopsi berbagai sistem pembelajaran di berbagai negara.
jadi, jangan bingung nih sama sistem pembelajaran di Indonesia sekarang ini. Kalau kamu masih pusing ngerjain tugas, atau kamu terpaksa belajar suatu pelajaran yang tidak kamu suka. Jadi jangan aneh kalau berbeda dengan sistem pelajaran yang disusun Ki Hadjar Dewantara.
Bahkan sistem yang dibuat oleh Ki Hadjar Dewantara ini mirip dengan sistem pembelajaran yang ada di Finlandia. Di sana peserta didik berhak memilih mitat yang mereka sukai. Mereka akan belajar terkait minat mereka dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Di sana juga sangat bebas dan merdeka dalam belajar.
Terus kemana ya sistem yang dibuat oleh Ki Hadjar Dewantara di sistem pendidikan sekarang ini? Who Knows lah ya kemanya nya. Cara yang bisa kita lakukan adalah mencoba menerapkan apa yang baik dari sistem yang ada, dan menyebarkan pengetahuan kepada orang yang belum tahu.
Di zaman sekarang ini, belajar bisa dilakukan dimana saja. Ketika kamu ingin belajar dengan metode yang menarik kamu bisa berlangganan Ruangguru dengan produk ruangbelajar. Di sana kamu akan disuguhkan video pembelajaran yang menarik sehingga kamu dapat belajar dengan asik dan cepat faham.