Bersikap Positif terhadap Masa Depan Pendidikan Indonesia
Transformasi pendidikan ini selaras dengan empat strategi utama Kemendikbud. Pertama, pembangunan infrastruktur dan teknologi; kedua, penguatan kebijakan, prosedur, dan pendanaan; ketiga, penguatan kepemimpinan, masyarakat, dan kebudayaan; dan keempat, penguatan kurikulum dan asesmen. Perubahan selanjutnya yang harus kita akui adalah kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan sejak dini hingga pendidikan tinggi semakin meningkat.
Guru-guru di Indonesia tidak capek-capeknya meng-upgrade diri, meningkatkan kompetensi, beradaptasi terhadap perubahan. Banyak sekolah dan universitas memoderenisasi fasilitas. Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai program dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan relevansi pendidikan. Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi ketidakmerataan. Namun kita beruntung Indonesia memiliki SDA yang melimpah untuk kepentingan pemerataan. Keadaan saat ini yang mana infrastruktur dan SDM di seluruh Indonesia belum merata adalah tantangan nyata. Kualitas pendidikan yang tidak merata antara satu pulau dengan pulau lain menyebabkan terjadinya kesenjangan.
Harus diakui bahwa siswa atau guru yang tinggal kota dengan yang tinggal di pedesaan memiliki kualitas dan fasilitas pendidikan yang berbeda. Selain itu penyebaran fasilitas pendidikan yang belum merata, Indonesia masih memiliki hambatan lainnya, seperti tenaga pendidik yang belum merata, profesionalisme dan gaji guru di pedesaan yang rendah, dan kurikulum yang sangat bersifat teoretis.
Masyarakat Indonesia memiliki harapan terhadap pendidikan, yaitu terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas dan merata untuk semua lapisan masyarakat, terlepas dari latar belakang sosial dan ekonomi. Data Badan Pusat Statistik tahun 2021 menunjukkan bahwa hanya 10,61% pemuda di Indonesia menamatkan pendidikan tinggi. Pendidikan di Indonesia diharapkan harus berkualitas, sehingga siswa dapat bersaing secara global dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Selanjutnya adalah kurikulum yang relevan.
Masyarakat berharap agar kurikulum pendidikan di Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dunia kerja, sehingga siswa dapat memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Salah satu faktor kunci pendidikan yang berkualitas adalah guru yang berkualitas. Oleh karena itu, masyarakat berharap agar guru-guru di Indonesia memiliki kualifikasi dan kemampuan yang memadai untuk memberikan pendidikan yang berkualitasSejak tahun 2009 sampai tahun 2023 pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Arah anggaran ini antara lain peningkatan akses pendidikan pada seluruh jenjang pendidikan, perluasan wajib belajar dan bantuan pendidikan, peningkatan kualitas sarana prasarana penunjang kegiatan pendidikan terutama di daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terpencil), penguatan link and match dengan pasar kerja, pemerataan kualitas pendidikan, serta penguatan kualitas layanan PAUD.Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong tercapainya tiga agenda, yaitu: meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing, revolusi mental dan pembangunan kebudayaan, dan transformasi pelayanan publik.
Selain rencana strategis tersebut, Indonesia memiliki impian dan visi 2045 yang berkaitan dengan hasil pencapaian pendidikan, yaitu manusia Indonesia yang unggul, berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Visi Indonesia tahun 2045 adalah Indonesia Maju. Pada saat itu, Indonesia diperkirakan menjadi kekuatan ekonomi ke-4 terbesar di dunia. Untuk mencapai visi tersebut, salah satu pilar yang harus dicapai adalah terciptanya SDM yang unggul.