Persahabatan yang Tak Pernah Luntur

Persahabatan yang Tak Pernah Luntur

Surat ini kutuliskan untuk sahabatku yang bernama Jasmine yang sudah berpindah ke luar kota, dari Bandung ke Jakarta. Dengan ditulisnya surat ini, aku berharap agar persahabatan kita terus terjaga walaupun dipisah jarak yang cukup jauh.

Kisah persabahatanku dengan Jasmine dimulai sejak kami masuk SMP. Saat itu, aku dan dia baru berkenalan ketika aku pingsan di jam olahraga. Sebelum pingsan, Jasmine bertanya padaku, “Kamu terlihat lemas, apakah perlu kupanggil guru agar segera dibawa ke UKS?”Aaku yang berusaha untuk tetap kuat kemudian menjawab, “Tidak perlu, aku masih kuat untuk mengikuti jam olahraga.”

Jasmine yang mengetahui kalau aku benar-benar sedang tidak sehat, kemudian memanggil guru untuk memberitahukan bahwa Putri sepertinya akan pingsan. Tanpa berlama-lama, guru olahraga segera membawa Putri ke ruangan UKS agar bisa beristirahat. Setelah masuk ke ruang UKS, aku merasa sudah lebih baik dan tahu kalau penyebab aku merasa seperti akan pingsan adalah karena belum sarapan di pagi hari.

Setelah kembali ke kelas, aku sangat berterima kasih kepada Jasmine karena sudah memberitahukan kepada guru kalau aku bisa saja pingsan. Tanpa Jasmine, mungkin aku akan benar-benar pingsan. Kami berdua pun pulang bersama naik angkutan umum yang sama sebab tanpa diduga rumah kami searah.
Tiga tahun sudah aku dan Jasmine memiliki tali persabahatan dan kami selalu berbagi cerita sedih atau bahagia. Setelah kami berdua lulus dari SMP, Jasmine bersama orangtuanya pindah ke Jakarta. Mendengar kabar itu, jelas aku sangat sedih karena akan sulit untuk bertemu langsung dengan Jasmine. Meskipun sudah alat komunikasi canggih, tetapi rasanya akan kurang kalau tidak bisa berbagi cerita secara langsung.

Tak terasa juga, aku sudah hampir selesai menempuh pendidikan SMA sehingga aku berinisiatif untuk menulis surat kepada Jasmine. Pada bagian akhir surat itu, aku menulis dengan penuh harap, “Apakah kita bisa bertemu kembali di universitas yang sama?”