Laskar Pelangi Representatif Ketimpangan Kualitas Pendidikan Indonesia
Film Indonesia era 1970-an ini berkisah tentang perjuangan 10 orang anak selama bersekolah disebuah sekolah dasar swasta di pulau Belitung. Kesepuluh anak itu disematkan sebagai Laskar Pelangi oleh ibu Mus, guru pendatang. Laskar Pelangi bersekolah di sebuah sekolah yang sangat kecil, bangunannya pun hanya berdinding papan, reyot, malamnya dijadikan kandang kambing, ketikapun hujan tak layak digunakan untuk belajar.
Pak harfan dan Bu Mus adalah seseorang yang menjadi sosok penopang semangat, disaat yang lain mengunderestimate potensi dan juga keberadaan sekolah itu. Namun mereka menjadi orang yang paling optimis dalam memperjuangkan pendidikan negeri terbelakang.
Bukan kepalang efek dari semangat tersebut, menjalar hingga ke ubun-ubun dan hati yang terdalam. Hingga pada akhirnya membuahkan suatu prestasi hingga dilirik. Dan menjadikannya sebagai batu loncatan peradaban besar pendidikan di pedalaman.
Sebagai anak perbatasan tentu saya seolah berkaca dengan adanya film tersebut. Karena lokaia yang cukup jauh, diujung Utara Kalimantan yang bertetangga langsung dengan Malaysia. Cukup 15 menit perjalanan laut dengan Speedboat yang menghantarkan kami ke kota metropolitan Malaysia, tawau.
Film ini sangat memberikan efek yang sangat berpengaruh untuk spirit anak bangsa yang memiliki potensi kecerdasan karena makan ikan, tetapi tidak ditunjang dengan SDM dan juga fasilitas pendidikan, bacaan, dll
Jayalah pendidikan Indonesia,
Pendidikan berkualitas tak hanya untuk dipulau Jawa.