Era digital dengan informasi yang melimpah

Di era digital-global dengan informasi yang melimpah ruah dewasa ini apakah kita memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang valid? Jika iya, bagaimana kita bisa yakin untuk mendapatkan hak tersebut? Siapa yang harus bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas pemenuhan hak tersebut?

Idealnya kita memerlukan informasi-informasi yang baik dan valid sebagai asupan bagi pembentukan dan pengembangan struktur pengetahuan kognitif yang juga baik. Jika kita cermati pelbagai situasi yang berkembang dewasa ini, saya meyakini bahwa hak untuk mendapatkan informasi yang valid tersebut hanya bisa didapatkan dan dijaga oleh kita sendiri. Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa yang paling bertanggung jawab terhadap informasi itu adalah pihak lain.

Laporan Survei Katadata Insight Center dan Kementerian Kominfo (2023) misalnya menunjukkan bahwa 52 persen masyarakat mengungkapkan bahwa pihak yang paling bertanggung jawab untuk menghentikan penyebarluasan informasi hoaks adalah Kementerian Kominfo. Selain itu 52,2 persen masyarakat juga mengaku tidak memeriksa kembali informasi yang didapatkannya. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat kita hanya ingin "terima beres", artinya urusan menghalau penyebaran informasi hoaks itu urusan pemerintah atau pihak berwenang lainnya.
Revolusi industri 4.0 dengan ketersediaan informasi yang melimpah ruah hampir di semua topik bahasan memberikan peluang besar sekaligus ancaman. Agus Sudibyo (Kompas, 2018) mengemukakan bahwa era dengan limpahan informasi hari ini menyebabkan epidemi irasional, yaitu kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan melakukan penalaran kritis dan kehilangan kemampuan untuk memverifikasi suatu informasi sebelum akhirnya membuat suatu kesimpulan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa di era hari ini masyarakat menjadi kebingungan untuk memilah mana informasi yang penting dan tidak penting, mana informasi yang manfaat dan mudarat. Hal senada juga diungkapkan Chen (2014) dalam Big data: Related technologies, challenges and future prospects bahwa tantangan terbesar di era informasi melimpah ini bukan terletak pada usaha mendapatkan akses, melainkan pada bagaimana menyaring limpahan informasi itu hingga mendapatkan intisarinya. Menyaring informasi bukan sekadar memberikan batasan dengan menggunakan kata kunci tertentu melainkan juga memilah antara yang valid dan tidak valid.

Kondisi demikian secara tidak langsung juga memberikan dampak yang signifikan pada dunia pendidikan. Generasi digital sebagai istilah lain dari generasi internet merupakan generasi yang menjalani hidup dan berkembang di dua dunia yang berbeda secara sekaligus, yaitu dunia nyata (real world) dan dunia digital (digital world). Bahkan, informasi yang didapatkan generasi digital hari ini lebih banyak berasal dari dunia digital daripada dari dunia nyata melalui interaksi secara langsung dengan orang-orang dan lingkungan sekitar.