timun mas
Pada suatu hari, di sebuah desa di daerah Jawa Tengah, ada seorang janda paruh baya yang tinggal sendirian. Wanita tua ini bernama Mbok Srini, suaminya sudah meninggal sejak lama dan ia tidak memiliki anak. Mbok Srini menghabiskan hari-harinya seorang diri dan setiap harinya ia merasa bosan serta jenuh karena ia tidak memiliki seseorang untuk menemaninya.
Mbok Srini sejak dulu sangat ingin punya anak. Namun, impiannya yang satu ini memang tidak pernah bisa terwujud. Ditambah lagi, sekarang ia tidak memiliki seorang suami, kemungkinan ia memiliki anak pun tentu saja menjadi hilang. Mbok Srini hanya bisa menunggu keajaiban menghampirinya agar ia bisa memiliki anak. Mbok Srini selalu berdoa pada Tuhan tiap pagi, siang, dan malam hari agar Tuhan bisa melihatnya dan mengkaruniakan Mbok Srini seorang anak.
Lalu, pada suatu malam, Mbok Srini memimpikan seorang raksasa yang menyuruhnya pergi mengambil sebuah bungkusan di bawah pohon besar di hutan tempat biasanya ia mencari kayu bakar. Saat ia terbangun di pagi hari, tentu saja Mbok Srini merasa kebingungan dengan arti mimpi itu. Dengan berbagai keraguan dan rasa penasaran di benaknya, Mbok Srini tetap berjalan ke hutan dan mengikuti perasaannya. Saat ia tiba di hutan ia mencari bungkusan yang berada di bawah pohon besar—seperti yang ada di mimpinya semalam.
Sebenarnya, Mbok Srini berharap bungkusan yang hendak ia temukan ini berisi bayi, tapi yang justru ia temukan hanyalah sebutir biji timun. Hatinya pun kecewa dan merasa sedih. Tiba-tiba, ada seorang raksasa yang menghampirinya sambil tertawa terbahak-bahak. “Apa maksudmu memberikanku sebutir biji timun?” Tanya Mbok Srini seraya berteriak tapi tetap menahan emosinya. Saat Mbok Srini memperhatikan raksasa itu, ternyata raksasa itulah yang semalam menghampirinya.
Mbok Srini pun merasa ketakutan, ia merasa raksasa itu akan memakannya. Mbok Srini pun memohon agar raksasa itu merasa iba dan membiarkannya tetap hidup. “Tenang, jangan takut. Aku tidak akan memakanmu, wanita tua!” Ucap raksasa itu. Ternyata, raksasa ini meminta Mbok Srini menanam biji timun yang ia berikan. Katanya, ia akan dihadiahkan seorang anak perempuan jika ia menanamnya. Namun, saat anak itu sudah dewasa, Mbok Srini harus memberikan anak itu kembali pada raksasa karena ia akan memakannya. Karena Mbok Srini sangat menginginkan seorang anak, ia menyetujui perjanjian itu.