“Senyum dalam Dekapan Kekinian” di Karnaval kendaraan berhias Kota Bima

Para pimpinan & Guru serta kepegawaian terpesona dalam pernak pernik Karnaval Kendaraan Berhias Kota Bima. 

Senyum adalah bahasa universal yang melampaui kata-kata, melintasi batas budaya, suku, dan agama. Ia adalah bentuk komunikasi paling sederhana namun memiliki kekuatan luar biasa untuk mengubah suasana hati, mempererat hubungan, dan membawa kedamaian.

Dalam konteks kekinian, kehidupan yang semakin sibuk dan penuh tekanan ini, sering kali kita melupakan betapa berharganya sebuah senyuman, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Dalam konteks keislaman, Islam sebagai agama yang mengajarkan kasih sayang dan kebaikan, memberikan tempat istimewa pada senyuman. 

Dalam tingkatan Nabi. Nabi Muhammad SAW menjadikan senyum sebagai bagian dari akhlak mulianya, mengajarkan kepada umatnya bahwa senyuman bukan hanya tanda keramahan, tetapi juga amal ibadah yang berpahala. "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah". Menyiratkan betapa setiap senyuman memiliki nilai spiritual yang tinggi dan dapat menjadi cara sederhana untuk meraih ridha Allah SWT.

Pada substansinya senyum itu, tidak hanya berdampak pada dimensi spiritual. Dalam ranah medis dan psikologis, senyum terbukti dapat menjadi obat, meningkatkan suasana hati, dan bahkan memperpanjang umur. 

Dalam konteks sosial, senyum adalah jembatan yang menghubungkan hati, menciptakan rasa saling percaya, dan membangun harmoni di tengah masyarakat. 

Dalam dimensi religius, senyum mencerminkan iman, keikhlasan, dan rasa syukur yang mendalam kepada Sang Pencipta.

#Oma Iraama,S.Pd